Peran Guru
BK Bukan sebagai Polisi Sekolah
A. Citra Guru BK
Selama
ini, peran dan citra seorang guru BK di mata murid dan masyarakat cenderung
negatif. Guru BK seolah-olah hanya sebagai satpam dan polisi sekolah, dimana
guru BK identik dengan tugas memarahi dan menasihati anak bermasalah. seperti
berdiri di depan pintu gerbang menunggu siswa yang terlambat, menghakimi siswa
yang berkelahi, bahkan guru BK memegang POIN pelanggaran sekolah. Dengan
anggapan seperti itu maka jarang sekali siswa-siswa yang mau menemui guru BK di
kantor BK, karena mereka bisa takut dan teman yang lain akan beranggapan setiap
siswa yang datang ke ruang BK adalah siswa yang memiliki masalah.
Faktor
lain adalah fungsi dan peran guru BK belum dipahami secara tepat baik oleh
pejabat sekolah maupun guru BK itu sendiri. Di beberapa sekolah, ada beberapa
guru BK yang sebenarnya tidak berlatar belakang pendidikan BK, mungkin
guru tersebut memang mampu menangani siswa, yang biasanya dikaitkan hanya pada
kenakalan siswa semata. Namun seorang guru BK perlu memahami prinsip-prinsip
pelaksanaan BK, terutama prinsip yang berkenaan dengan masalah individu siswa.
Ada pula seorang guru BK yang
berfungsi ganda dengan memerankan beragam jabatan misalnya, disamping sebagai
guru BK dia juga menjabat wali kelas dan atau guru piket harian. Akibatnya, dia
terlibat dalam penegakan tata tertib sekolah, pemberian hukuman, dan atau
tindakan razia yang merupakan tindakan yang dibenci oleh siswa. Fenomena lain
yang terlihat adalah sekolah tidak menyediakan fasilitas ruang konseling yang
memadai. Ruang konseling dianggap sama dengan ruang kerja guru BK sehingga
terwujud apa adanya. Padahal ruang konseling itu punya desain interior secara
khusus dan tata letak furnitur yang diatur sesuai dengan orientasi teori
konseling dan terapi yang diterapkan seorang konselor terhadap kliennya.
B.
Peran Guru BK
Dengan perkembangan zaman yang
semakin modern seperti ini, derasnya arus komunikasi dan informasi melalui
media cetak dan elektronik sangat berpengaruh terhadap perkembangan sikap
mental anak didik. Pengaruh arus komunikasi tersebut dapat berdampak positif
maupun negatif. Mengingat kondisi anak didik kita masih dalam tingkatan labil,
mereka masih mudah sekali terpengaruh dan masih dalam taraf proses mencari jati
diri. Maka seorang guru BK berperan mencegah agar tidak terjadi masalah pada individu dan membantu
menuntaskan masalah yang dihadapinya. Karena guru BK memiliki tugas untuk dapat
mendampingi siswa dalam pembentukan karakter.
Menurut PP No. 74 Tahun 2008 peran Guru BK yaitu membantu
peserta didik dalam :
- Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
- Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
- Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu pesertadidik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikansekolah/madrasah secara mandiri.
- Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalammemahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
C. Menghilangkan
Kesan Guru BK Sebagai Polisi Sekolah
Mengingat
pentingnya peran guru BK bagi siswa-siswa di sekolah maka persepsi
bahwa guru BK sebagai polisi sekolah yang kehadirannya hanya untuk siswa yang
bermasalah perlu diluruskan, karena peran guru BK sebenarnya jauh lebih
luas daripada menangani pelajar bermasalah, tetapi mendampingi pengembangan
psikologis murid, baik yang bermasalah maupun tidak.
Untuk
menghilangkan persepsi guru BK sebagai polisi sekolah, perlu adanya kerjasama
antara guru BK, guru mapel, kepala sekolah serta dinas yang terkait, antara
lain adalah pertama pihak sekolah atau khususnya kepala sekolah memberikan
prasarana dan sarana Bimbingan Konseling yang memadai dan tepat guna. Kedua, Bimbingan
Konseling harus masuk dalam kurikulum sekolah dan diberi jam masuk kelas agar
guru BK dapat menjelaskan kepada siswa tentang program-program yang ada dalam
BK. Ketiga, Guru BK harus lebih inovatif, jangan hanya menghukum siswa yang
bermasalah tetapi juga harus memberikan motivasi kepada semua siswa baik yang
bermasalah atau tidak bermasalah, serta cara memberikan hukuman jangan hanya
sanksi atau point tetapi harus lebih mengena agar siswa jera melakukan
perbuatannya yang salah dan harus bersikap lembut dalam menangani siswa, yang
keempat seorang guru BK seharusnya berkompeten di bidangnya bukan dari guru
mata pelajaran yang merangkap sebagai guru BK, guru BK sebaiknya bersikap lebih
sabar, murah senyum, dapat menjadi teladan dan bersikap lebih bersahabat dengan
siswanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar